Pages

Ads 468x60px

Minggu, 09 Maret 2014

Ajarilah Kami Berdoa

Kita kerap berdoa, bahkan harus selalu berdoa. Beragam aksi tubuh seperti berlutut, berdiri,bersila, dan sebagainya diperagakan demi khusyuk dalam doa. Tidak kurang juga berbagai buku diterbitkan, baik mengenai devosi-devosi maupun cara-cara berdoa.

Dapat saja terjadi, kita memahaminya dengan baik, bagaimana seharusnya berdoa. Tapi patut diingat, gejala self-centered atau self-seeking bukan cerita asing dalam berdoa. Kerap dipraktikan kebanyakan orang bahkan tidak pernah menyadarinya.  Gejala seperti terlihat, ketika kita lebih dominan memikirkan apa yang kita inginkan dan tidak punya kesempatan untuk berpikir, apa yang Allah kehendaki.  Terlalu banyak menyampaikan permohonan tetapi tidak memberi waktu untuk TUhan berbicara. Lebih banyak mengucapkan doa daripada mendengar sabda Allah.



       Lantas, pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya berdoa. Terkait dengan pertanyaan tersebut, kita tidak dapat memisahkan diri dari doa yang diajarkan Yesus sendiri, yakni Doa Bapa Kami. Kita belajar dari doa tersebut. Menempatkannya pada ruang yang tepat dan dipahami secara benar. Dengan demikian, apakah yang seharusnya kita pelajari dari doa Bapa Kami?

        Pada bagian pertama Doa Bapa Kami dimulai dengan menyampaikan tiga permohonan utama. Yang pertama adalah menyapa nama Allah. Kemudian, mengundang kehadiran kerajaan Allah. Yang terakhir adalah memasrahkan diri terhadap kehendak Allah. Begitulah pada bagian pertama, Allah ditempatkan sebagai pusat gambar. Dialah gambar utama.

       Jelas bahwa struktur doa yang terungkap pada bagian pertama adalah pertama-tama mengungkapkan memori akan kemuliaan Allah. Disusul memori akan tujuan Allah. Diakhiri dengan penerimaan dan kepasrahan terhadap kehendak Allah.

        Selanjutnya, pada bagian kedua doa Bapa Kami juga mengungkapkan tiga permohonan. Antara lain adalah menyampaikan kebutuhan saat ini (present need), mengenangkan dosa (past sin), dan menginginkan kesuksesan dan kebaikan di masa mendatang. Boleh dikatakan, bagian kedua ini adalah gambar  yang mengintari dan mendukung gambar utama, yakni pribadi Allah sendiri. Dengan kata lain, apabila gambar utama ditempatkan secara tepat, otomatis sekelilingnya juga akan baik.

       Selain itu, bagian kedua ini menegaskan pengakuan akan karya Allah Trinitas. Wajah kita
dihadapkan kepada realitas Allah Tritunggal. “makanan harian” menegaskan  sekaligus mengingat Allah Bapa. Dia adalah pencipta dan penyelenggara kehidupan. Sementara, doa untuk pengampunan merenungkan keberadaan Allah Putera sebagai penyelamat umat manusia. Sedangkan doa untuk masa depan tanpa dosa mengingat Allah Roh Kudus. Dengan demikian, tiga permohonan ini mengangkat keseluruhan hidup manusia kepada realitas keilahian, yakni Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus.

      Menelaah struktur doa Bapa Kami memberi makna bahwa kita tidak boleh jatuh pada kecendrungan memusatkan diri. Allah seolah-olah dinomorduakan. Juga pola doa bapa kami harus menjadi pola standar bagi doa-doa kita. (JG7)

11 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

simple text

Gregorius Afioma

Sample Text

Sample Text